Sutradara Awi Suryadi tampaknya memilih untuk tidak menampilkan adegan kekerasan yang berlebihan, tetapi ia berhasil menciptakan suasana yang mencekam dan menegangkan melalui penggunaan jumpscare yang tidak terduga.
Namun, terlalu banyak jumpscare juga membuat geram para penonton karena dianggap berlebihan.
Salah satu contohnya adalah saat adegan Fadhil sedang menunaikan ibadah salat, yang membuat penonton merasa tidak nyaman.
Selain itu, film Pabrik Gula juga dapat diapresiasi dari penggunaan angle kamera dan transisi yang mulus, yang membuat penonton merasa nyaman dan terhibur saat menonton film tersebut.
Kedua aspek ini menjadi penunjang utama dalam menciptakan pengalaman menonton yang menyenangkan.
MD Pictures tampaknya memilih untuk memainkan strategi yang aman dalam memproduksi film Pabrik Gula, dengan menggunakan resep yang serupa dengan KKN di Desa Penari (2022), film Indonesia terlaris sepanjang masa.
Kesamaan antara kedua film ini dapat dilihat dari beberapa elemen, seperti kedatangan sekelompok orang ke lingkungan baru, perbuatan asusila yang dilakukan oleh karakter, dan pencurian benda keramat.
Strategi ini mungkin diharapkan dapat menarik perhatian penonton yang telah menikmati film sebelumnya.
Walaupun film Pabrik Gula terkesan membosankan dan tidak keluar dari zona nyaman, namun film ini dapat memberikan angin segar untuk genre horor di Indonesia dengan tidak mengandalkan adegan sadis untuk membuat penonton merasa takut.
Kehadiran Rano dan Karno yang diperankan oleh Yono Bakrie dan Sadana Agung mampu menambahkan bumbu humor yang membuat film ini nikmat untuk ditonton saat momen Lebaran 2025.
Humor yang ditampilkan berhasil membuat penonton tertawa di tengah kengerian teror para demit, sehingga menciptakan pengalaman menonton yang lebih menyenangkan.
Di antara para buruh, Franky dan Karno yang diperankan oleh Benidictus Siregar dan Sadana Agung berhasil membuat penonton terhibur dengan aksi jenaka mereka.
Salah satu adegan yang menarik untuk ditunggu adalah saat mereka bertemu dengan hantu yang selalu menghadap ke belakang, yang tentunya akan menambah keseruan dan humor dalam film ini.
Pembagian porsi antara versi Jam Kuning dan Jam Merah dalam film Pabrik Gula ini masih kurang tepat.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Review Penulis