Kategori Berita
Media Network
Rabu, 09 APRIL 2025 • 18:10 WIB

Review 'Pabrik Gula': Film yang Mengajarkan Hukum Tabur Tuai dengan Balutan Mistis

Apalagi adegan itu cukup lama dan bisa menimbulkan situasi canggung bagi penonton yang datang bersama keluarga.

Pembagian yang lebih tegas antara kedua versi akan membuat penonton lebih nyaman dan sesuai dengan target usia masing-masing.

Lagipula, pembagian versi dalam film ini juga bedanya tipis, dan keduanya sama-sama ada adegan panas, walaupun yang versi 17 tahun durasinya tidak sampai satu menit dibandingkan dengan versi 21 tahun.

Mengajarkan Penonton Tentang Hukum Tabur Tuai

Film Pabrik Gula mengajarkan nilai penting tentang hukum tabur tuai, yang menyatakan bahwa setiap perbuatan baik atau buruk akan mendapatkan balasan yang sesuai dengan perbuatan awalnya.

Nilai ini menjadi tema utama dalam film ini. Selain itu, film Pabrik Gula juga memberikan pesan kepada penonton untuk memiliki adab yang baik saat datang ke tempat baru, terutama jika tempat itu memiliki sejarah dan penghuni yang tidak diketahui.

Pesan ini serupa dengan yang disampaikan dalam film KKN di Desa Penari, yang juga menekankan pentingnya menghormati tempat dan masyarakat sekitar.

Juru Kunci di Pabrik Gula

Karakter Mbah Samin dan Mbah Jinah yang diperankan oleh Budi Ros dan Dewi Pakis menjadi salah satu daya tarik dalam film Pabrik Gula.

Dua juru sakti ini memberikan kesan yang unik dan menarik, terutama ketika mereka terlibat dalam menyelesaikan permasalahan yang ada di Pabrik Gula.

Kehadiran mereka menambah dimensi mistis dan menarik dalam film, membuat penonton tidak gampang bosan dan ikut terlibat dalam cerita.

Karakter Mbah Samin dan Mbah Jinah yang diperankan oleh Budi Ros dan Dewi Pakis tidak hanya menjadi pelengkap, tetapi memainkan peran penting dalam mengendalikan alur cerita film Pabrik Gula.

Akting mereka sangat luar biasa dan patut diapresiasi, menunjukkan pengalaman dan kemampuan mereka sebagai aktor senior.

Mereka berhasil membawa karakter-karakter tersebut menjadi hidup dan memberikan kontribusi signifikan pada keseluruhan cerita film.

Baca Juga: Kemeriahan Gala Premier Film 'Pabrik Gula', Pesta Rakyat yang Meriah Jelang Lebaran

Kekurangan Film Pabrik Gula

Beberapa kekurangan secara keseluruhan tentang film Pabrik Gula yakni sebagai berikut:

  1. Kurangnya pengembangan karakter: Beberapa karakter mungkin tidak dikembangkan secara maksimal, sehingga penonton kurang dapat memahami motivasi dan latar belakang mereka.
  2. Plot yang gampang ketebak: Cerita film Pabrik Gula memiliki kesamaan dengan film horor KKN di Desa Penari, sehingga mungkin terasa kurang orisinal dan ceritanya dianggap sama, yang membedakan hanya lokasi dan pelaku yang melanggar tempat sakral di film tersebut.
  3. Terlalu banyak jumpscare: Walaupun film ini mencekam dan menegangkan, namun banyak jumpscare yang mengagetkan penonton, membuat penonton merasa kurang nyaman, karena seharusnya adegan yang mengagetkan itu tidak memunculkan sosok menyeramkan, hanya membuat penonton kaget saja.
  4. Kurangnya penjelasan tentang latar belakang: Latar belakang dan sejarah Pabrik Gula mungkin tidak dijelaskan secara detail, sehingga penonton kurang bisa memahami konteks cerita yang disajikan.
  5. Pembagian porsi antara versi Jam Kuning dan Jam Merah yang kurang tepat: Adegan panas yang ditampilkan dalam versi Jam Kuning mungkin tidak perlu ada, dan lebih cocok jika hanya ditampilkan dalam versi Jam Merah saja.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: Review Penulis

BERITA TERKAIT
BERITA TERBARU

Review 'Pabrik Gula': Film yang Mengajarkan Hukum Tabur Tuai dengan Balutan Mistis

Link berhasil disalin!