Kategori Berita
Media Network
Senin, 22 JULI 2024 • 19:57 WIB

Eksistensi Lagu Anak di Hari Anak Nasional: Bagian Kultur Pop Indonesia yang Kian Memudar di Era Sekarang

Ilustrasi beberapa lagu anak di Indonesia. (Youtube/Tasya Kamila, Trio Kwek Kwek - Topic)

INDOZONE.ID - Lagu anak tidak lagi sepopuler era 90-an dan awal 2000-an, di mana sosok ikonik seperti Joshua, Tasya, Sherina, Chikita Meidy, Trio Kwek Kwek, atau Chicha Koeswoyo mendominasi. Pertanyaan seperti “Apa lagu anak Indonesia terbaru?” atau “Siapa penyanyi anak yang saat ini populer?” semakin sulit dijawab.

Padahal, lagu anak sangat penting bagi perkembangan mental, kognitif, dan psikologis anak, seperti yang dikutip dari keterangan Creathink Publicist.

Meskipun banyak lagu anak yang dirilis—184 lagu pada 2023 dan 168 lagu pada 2024 menurut Anugerah Musik Indonesia (AMI)—mereka jarang terdengar di telinga anak-anak kita. Eksistensi lagu anak perlu dirayakan kembali sebagai bagian dari keseharian.

Lagu anak memainkan peran besar dalam tumbuh kembang anak, dengan lirik yang mengandung nilai-nilai positif. Psikolog anak Efnie Indrianie menyatakan bahwa lirik lagu yang dinyanyikan berulang kali bisa mempengaruhi kondisi psikis anak, menanamkan nilai-nilai positif di alam bawah sadar mereka.

Baca Juga: Hidupkan Kembali Lagu Anak-anak, Penyayi Cilik Berbakat Etenia Croft Rilis Single Berjudul 'Sahabat'

“Lagu-lagu berbahasa asing akan bisa menggantikan lagu-lagu anak Indonesia kalau anak paham liriknya. Kalau anaknya bilingual mungkin dia akan sedikit menangkap artinya. Tetapi jika anak itu monolingual, atau bilingual bukan native. Misal anak bisa bahasa Jawa dan Indonesia, atau Sunda dan Indonesia, yang akan diserap anak nadanya saja. Tidak menyerap esensi dan meaning dari lagu itu karena tidak paham,” imbuh psikolog yang tengah menempuh studi doktoral di bidang Bio-Neuro-Psychology Radbound University, Belanda, itu.

Banyak figur publik yang merasakan dampak positif lagu anak, seperti anggota grup musik RAN yang mengaku masa kecil mereka lebih ceria dengan mendengarkan lagu anak.

“Dulu sangat mendengarkan lagu-lagu anak. Dan banyak juga memori yang melekat dengan lagu anak. Bahkan mungkin secara musikalitas sangat memperkaya musikalitas kami. Hari-hari jadi ceria misalkan berangkat sekolah dengerin lagu anak happy banget. Atau liburan dengerin kaset lagu-lagu anak. Intinya sih membuat masa kecil kami lebih fun,” ungkap Asta Andoko, satu dari tiga personel RAN.

Sejarah Panjang Lagu Anak

Indonesia memiliki sejarah panjang lagu anak, mulai dari folksong hingga industri pop anak sejak era 1970-an. Namun, untuk mendongkrak kembali semarak lagu anak diperlukan peran kolektif dari berbagai pihak, termasuk musisi dewasa yang punya inisiatif merilis lagu anak.

Baca Juga: Konser di Jakarta, NMIXX Beri Kejutan Nyanyikan Lagu Anak 123 Sayang Semuanya

Pengamat musik David Tarigan menyatakan bahwa popularitas lagu anak sangat tergantung dari hook lagu dan distribusi yang luas. Untuk membangkitkan kembali tren lagu anak diperlukan semangat kolektif dari berbagai pihak.

"Ada masalah distribusi dan aspek teknis yang esensial, seperti hook dalam lagu anak. Hook yang kuat sangat penting agar lagu mudah diingat oleh anak-anak. Jika hook-nya bagus dan mendapat eksposur, lagu tersebut bisa populer. Namun, apakah saat ini pebisnis atau pengusaha mau mengeluarkan modal atau investasi untuk lagu anak?" tukas David.

Beberapa musisi telah berusaha mengangkat kembali lagu anak, seperti Naif dengan album "Bonbinben" (2008), Mocca, dan gerakan "Save Lagu Anak" pada 2016. Terbaru, RAN akan merilis album anak berjudul "RAN For Your Kids" pada 23 Juli 2024, berisi delapan track termasuk lagu ikonik "Macet Lagi" yang identik dengan Si Komo.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: Creathink

BERITA TERKAIT
BERITA TERBARU

Eksistensi Lagu Anak di Hari Anak Nasional: Bagian Kultur Pop Indonesia yang Kian Memudar di Era Sekarang

Link berhasil disalin!