INDOZONE.ID - Film “Inside Out” pertama kali dirilis pada tahun 2015 oleh Pixar Animation Studios dan Walt Disney Picture. Film ini menerima banyak pujian luas dari kritikus film dan penggemar, karena penggambaran cerita yang inovatif dan emosional tentang perjalanan kehidupan seorang anak melalui lensa-lensa emosi yang mengendalikan pikirannya.
Hal ini sepadan dengan usaha untuk memproduksi film ini yang menghabiskan waktu sekitar lima tahun, termasuk proses animasi yang intens dan teknis mengingat konsep yang kompleks dari dunia pikiran anak.
Film “Inside Out” mulai dikembangkan sekitar tahun 2009. Dikutip dari Wikipedia, tak disangka, Pete Docter yang merupakan sutradara dari film ini terinspirasi oleh perubahan emosional yang dialami putrinya.
Baca Juga: Syuting Film 'Harta Tahta Boru Ni Raja', Mark Natama Dapat Double Combo
Bersama dengan tim kreatif Pixar, Pete Docter melakukan penelitian mendalam tentang psikologi emosi dan melakukan konsultasi dengan ahli psikologi untuk memastikan representasi emosi dalam film ini sesuai keadaan yang sebenarnya.
Pete Docter sebelumnya sudah dikenal atas beberapa karyanya dalam film seperti “Monster, Inc” dan “Up”. Film “Inside Out” bercerita tentang karakter Riley yang merupakan seorang gadis smp dengan berbagai emosinya.
Dimulai dengan karakter emosi pertama yang muncul ketika ia pertama kali membuka mata, yaitu Joy yang merepresentasikan kebahagiaan. Dilanjutkan dengan kemunculan sadness yang merepresentasikan kesedihan, ditandai dengan tangisan pertama Riley saat ia baru lahir.
Karakter emosi lainnya pun muncul secara alami sesuai dengan perkembangan Riley, seperti anger yang merepresentasikan kemarahan, fear yaitu rasa takut, dan disgust yaitu rasa jijik.
Joy yang merupakan rasa bahagia kemudian memimpin para karakter lainnya dan menjadi karakter yang dominan agar Riley dapat terus merasa bahagia. Film ini berpusat pada bagaimana perasaan-perasaan ini berinteraksi dan berusaha untuk memengaruhi perilaku Riley, terutama saat ia mengalami perubahan besar dalam hidupnya.
Baca Juga: 5 Rekomendasi Film Action, Thriller, dan Horor yang Seru untuk Ditonton, Apa Saja?
Film ini menggali kedalaman emosional dan memberikan pandangan tentang kompleksitas manusia. Film ini ditutup dengan karakter Joy yang akhirnya sadar bahwa di saat tertentu, Riley juga butuh untuk menangis karena didalam bentuk kesedihan Riley akan menemukan kehangatan orang-orang disekitarnya dan merasa bahagia setelahnya.
Film “Inside Out 2” yang baru saja rilis pada tahun 2024 juga tak kalah menarik perhatian para penggemar. Lanjutan dari film “Inside Out” (2015) ini mengambil alur saat Riley sudah menginjak usia remaja dan memasuki masa pubertas, Riley juga akan pindah ke sekolah baru.
Film “Inside Out 2” menambah 4 karakter baru yang akan dikenalkan kepada penggemar, yaitu anxiety yang merepresentasikan kecemasan, envy yaitu rasa iri, embarrassment yaitu rasa malu, dan ennui yaitu rasa jenuh. Yuk kita kenali 4 emosi dari karakter baru di film “Inside Out 2”!
1. Anxiety
Anxiety (kecemasan) adalah perasaan ketakutan atau ketidaknyamanan yang intens terkait dengan situasi atau peristiwa tertentu. Perasaan ini adalah respons alami terhadap stres atau ancaman yang dianggap tidak dapat diatasi atau mengkhawatirkan.
Kecemasan dapat muncul dalam berbagai tingkat dan dapat mempengaruhi pikiran, emosi, dan perilaku seseorang. Gejala kecemasan meliputi perasaan tegang, gelisah, dan khawatir yang berlebihan.
Perasaan ini bisa diatasi dengan berbagai strategi, misalnya dengan berolahraga, melakukan teknik pernapasan, meditasi, dan masih banyak lagi.
2. Envy
Dikutip dari Efekta, envy berarti perasaan iri terhadap kesuksesan, prestasi,keberuntungan, atau apapun yang dimiliki oleh orang lain. Emosi ini merupakan bentuk emosi negatif yang muncul ketika seseorang merasa tidak puas dengan apa yang dimilikinya, kemudian mulai muncul keinginan untuk memiliki kepunyaan orang lain.
Perasaan iri sering kali disertai dengan frustasi, kecemburuan, atau bahkan amarah. Dalam konteks sosial dan psikologis, perasaan ini dapat mempengaruhi hubungan interpersonal dan kesejahteraan psikologis seseorang jika tidak segera diatasi dengan cara yang sehat.
3. Embarrassment
Embarrassment merupakan perasaan malu yang muncul ketika seseorang mengalami kesulitan atau tidak nyaman dalam situasi tertentu yang dianggap memalukan. Emosi ini biasanya disertai dengan perasaan canggung, kebingungan, atau kekhawatiran tentang apa yang orang lain pikirkan.
Hal ini merupakan respons alami emosional yang muncul dan umum terjadi dalam berbagai situasi sosial, seperti melakukan kesalahan di depan umum atau menghadapi situasi yang memperlihatkan kekurangan dan ketidakmampuan seseorang. Emosi ini ditandai dengan wajah yang memerah dan berkeringat.
4. Ennui
Ennui adalah kata dalam bahasa Prancis yang digunakan untuk menggambarkan perasaan bosan atau jenuh yang mendalam. Emosi ini merujuk pada keadaan ketika seseorang merasa tidak tertarik dan tidak semangat dalam melakukan sesuatu serta disertai dengan perasaan lelah dan kekosongan emosional.
Ennui bisa muncul karena rutinitas yang monoton, kurangnya stimulasi atau tantangan, dan kehilangan minat terhadap aktivitas yang sebelumnya menyenangkan. Emosi ini menyebabkan seseorang merasa sulit untuk kembali antusias atau terlibat secara emosional dalam kegiatan sehari-hari.
Ennui bisa diatasi dengan mencari aktivitas baru atau segala sesuatu yang belum pernah dicoba sebelumnya untuk menciptakan suasana yang baru pula.
Film “Inside Out 2” menceritakan tentang kerja sama antar berbagai emosi untuk kehidupan Riley kedepannya. Film ini juga menggambarkan pikiran negatif yang terkadang muncul dan dapat diatasi dengan kemauan untuk mengubah cara berpikir menjadi positif.
Banyak pelajaran serta pengetahuan baru yang dapat diambil dari film ini.
Konten ini adalah kiriman dari Z Creators Indozone. Yuk bikin cerita dan konten serumu serta dapatkan berbagai reward menarik! Let's join Z Creators dengan klik di sini.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Psyence.id