INDOZONE.ID - Seri Fear Street pertama kali mencuri perhatian lewat triloginya yang tayang berturut-turut selama musim panas tahun 2021.
Respon awalnya cukup positif. Film ini dianggap menghormati sumber aslinya, menyuguhkan nostalgia dengan cara unik dan punya gaya visual yang seru, meskipun terasa sedikit nyeleneh.
Tapi jujur saja, strategi perilisannya sempat bikin bingung. Netflix seolah berambisi membangun fanbase fanatik untuk franchise slasher yang tergolong baru ini.
Baca Juga: 7 Rekomendasi Film Thailand Alur Ringan di Netflix, Wajib Ditonton!
Ternyata strategi itu membuahkan hasil. Dua film awal, Fear Street: 1994 dan Fear Street: 1978, dinilai sebagai yang paling kuat dalam trilogi.
Nuansa retro dan rasa nostalgia yang dihadirkan benar-benar menyenangkan untuk para penggemar film slasher klasik.
Di tengah tren remake dan reboot film horor, kehadiran Fear Street: Prom Queen seolah memperpanjang hype yang sudah dibangun.
Namun, di balik antisipasi itu, muncul satu pertanyaan yang cukup mengganggu, seperti kenapa bukan Fear Street: 1988 saja judulnya? Bukankah akan terasa lebih pas dan konsisten dengan seri sebelumnya?
Fear Street: Prom Queen Cocok untuk Pecinta Film Slash Remaja
Fear Street: Prom Queen membawa kita ke SMA Shadyside yang lagi sibuk-sibuknya nyiapin pesta prom.
Para siswi berlomba jadi ratu prom, tapi suasana seru ini mendadak berubah jadi mencekam.
Satu per satu kandidat mulai menghilang secara misterius, diburu sosok bertopeng dan berjubah yang bikin merinding.
Kalau kamu bukan penggemar film slasher klasik era 80-an, film ini mungkin bakal terasa kurang cocok.
Akting para pemainnya terasa kaku dan terkesan dibuat-buat, sementara kostum dan makeup-nya terlihat seperti versi daur ulang dari film horor lawas.
Baca Juga: Bikin Banjir Air Mata! 7 Drakor Sedih Netflix Terbaik, termasuk When Life Gives You Tangerines
Adegan-adegan pembunuhannya memang nggak terlalu menegangkan, tapi tetap punya daya tarik tersendiri buat yang suka nostalgia. Gaya penyajiannya seolah-olah bilang, “Beginilah tampilan film horor jadul dulu.”
Secara keseluruhan, Prom Queen memang terasa konyol baik dari sisi akting sampai motivasi sang pembunuh.
Tapi justru di situlah letak pesonanya. Film ini nggak malu-malu menunjukkan kecintaannya pada genre slasher klasik dan menghibur penonton dengan caranya sendiri.
Fear Street: Prom Queen memang nggak sepenuhnya berhasil memenuhi ekspektasi yang sudah tinggi, apalagi jika dibandingkan dengan setting tahun 1994 dan 1978 di film-film sebelumnya.
Meski begitu, tetap ada keseruan yang bisa dinikmati. Karakter-karakternya memang kurang digali dengan dalam dan terasa agak datar, tapi cerita dasarnya cukup menarik untuk jadi tontonan yang asik.
Adegan pembunuhan nggak terlalu heboh atau spektakuler, tapi datang di momen yang pas sehingga bikin alur tetap berjalan dengan baik.
Penampilan para pemain juga biasa saja, nggak terlalu menonjol, tapi cukup untuk membawa nuansa horor ala Fear Street yang kental.
Buat kamu yang sudah jadi penggemar waralaba slasher Netflix ini, Fear Street: Prom Queen tetap layak ditonton dan pasti bakal terus ada kelanjutan seru di franchise ini.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Screen Rant