Namun, dengan kematian Takahata pada 2018, Miyazaki yang dilanda kesedihan terpaksa mengurangi peran paman buyutnya dalam cerita tersebut. Padahal, sebelumnya peran paman buyut sangat penting dalam kehidupan anak laki-laki.
Baca Juga: Anime 'My Hero Academia' Season 7 Tampilkan Pertempuran Terakhir Deku dan Para Hero
"Setelah Takahata meninggal, dia tidak bisa melanjutkan cerita itu, jadi dia mengubah narasinya dan itu menjadi hubungan antara anak laki-laki dan Heron," jelas Suzuki.
"Dan dalam pikirannya, awalnya, Bangau adalah sesuatu yang melambangkan keseraman rumah dan menara itu, bahkan menakutkan, yang dia datangi selama masa perang. Tapi dia mengubahnya menjadi persahabatan antara anak laki-laki dan Bangau," imbuh dia.
Sementara itu, The Boy and The Heron menceritakan tentang kehancuran, kehilangan, dan membangun kembali masa depan yang lebih baik melalui imajinasi.
Mahito kehilangan ibunya dalam pengeboman di Jepang dan pindah ke pedesaan, di mana ayahnya, yang menjalankan pabrik amunisi udara, menikahi saudara iparnya, Natsuko.
Saat perasaan trauma, marah dan bingung melanda, anak laki-laki itu bertemu dengan seekor bangau yang bisa berbicara, yang memberitahunya bahwa ibunya masih hidup dan membimbingnya ke dunia alternatif di menara ajaib yang dihuni oleh orang hidup dan orang mati.
Di sana ia bertemu paman buyutnya, arsitek menara, dan bertemu kembali dengan ibunya, serta Natsuko. Karya ini terinspirasi oleh novel yang Miyazaki kagumi saat kecil How Do You Live?, yang kemudian dijadikan judul film ini olehnya.
Writer: Putri Octavia Saragih
Konten ini adalah kiriman dari Z Creators Indozone.Yuk bikin cerita dan konten serumu serta dapatkan berbagai reward menarik! Let's join Z Creators dengan klik di sini.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Imdb