Review 'Last Bullet'. (Istimewa)
INDOZONE.ID - Semenjak awal Mei lalu, film Last Bullet sudah bisa kamu tonton di Netflix lengkap dengan takarir (subtitle) berbahasa Indonesia. Film ini merupakan bagian ketiga dari seri Lost Bullet, dan melanjutkan kisah Lino — seorang mantan pencuri dan narapidana yang kini beralih menjadi pembalap.
Sebelumnya, seri ini diawali dengan Lost Bullet yang rilis tahun 2020, lalu disusul Lost Bullet 2: Back for More pada 2022. Ketiga film tersebut dibintangi oleh Alban Lenoir, aktor yang dikenal lewat berbagai film laga, termasuk perannya di film populer Taken (2008).
Di dunia perfilman, nama Alban sudah nggak asing lagi. Ia telah membintangi ratusan proyek film dan dikenal dengan kemampuannya membawakan karakter-karakter penuh aksi dan ketegangan.
Last Bullet (Balle Perdue 3, 2025) merupakan film aksi Prancis yang menjadi penutup dari trilogi Balle Perdue. Film ini mengisahkan Lino, seorang mekanik ulung sekaligus pembalap tangguh, yang baru saja dibebaskan dari penjara.
Setelah kematian mentornya, Charas, Lino bertekad menuntaskan dendam dan mengungkap kebenaran di balik konspirasi yang melibatkan polisi korup, Areski, serta Komandan Resz yang penuh tipu muslihat.
Bersama Julia, rekannya yang setia, Lino memulai perjalanan penuh aksi, kejar-kejaran, dan pertempuran sengit demi keadilan.
Film ini dimulai dengan Lino yang dibebaskan dari penjara, tetapi ia tidak bisa lepas dari bayang-bayang masa lalunya. Misi balas dendam terhadap Areski memaksa Lino kembali ke dunia penuh kekerasan. Di tengah jalan, ia harus menghadapi berbagai konflik, termasuk pengkhianatan dari pihak yang seharusnya menjadi penegak hukum.
Komandan Resz, sosok yang tampak berwibawa, ternyata memiliki niat jahat yang tersembunyi, dan ketika Areski mulai menjadi beban, Resz mencoba melenyapkannya.
Baca Juga: Figuran 'When Life Gives You Tangerines' Diperlakukan Buruk oleh Kru, Netflix Lakukan Investigasi
Lino pun tidak sendirian dalam perjuangannya. Ia dibantu oleh Julia, yang terus mendukungnya meski menghadapi dilema moral. Alur film ini penuh dengan aksi menegangkan, mulai dari kejar-kejaran mobil yang intens, pertempuran fisik brutal, hingga adegan-adegan emosional yang menunjukkan sisi rapuh para tokohnya.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Amatan