Konten ini adalah kiriman dari Z Creators Indozone.Yuk bikin cerita dan konten serumu serta dapatkan berbagai reward menarik! Let's join Z Creators dengan klik di sini.
INDOZONE.ID - Siapa yang tak kenal Hadrah Daeng Ratu? Namanya sudah pasti terngiang di telinga para penggemar film horor Indonesia.
Sutradara berbakat ini memang kerap menelurkan karya-karya horor yang sukses bikin penonton merinding disko!
Sebut saja film Jaga Pocong yang berhasil meraih lebih dari 1,5 juta penonton, menjadikannya salah satu film horor terlaris di tanah air.
Gak cuma jago bikin bulu kuduk berdiri, ciri khas Hadrah dalam menggarap film horor juga terletak pada tata adegan yang apik dan penceritaan yang mencekam.
Ia mampu membangun suasana yang intens dan menegangkan, ditambah jumpscare yang bikin jantung copot!
Tapi, jangan salah sangka dulu, Hadrah Daeng Ratu bukan sutradara "one trick pony" yang cuma jago bikin film horor.
Ternyata, dia punya segudang karya keren di berbagai genre lho! Penasaran?
Yuk, kita intip film-film non-horor karya Hadrah Daeng Ratu yang gak kalah seru dan berkualitas!
Super Didi (2016)
Siapa bilang jadi bapak rumah tangga itu gampang? Tanyakan saja pada Arka, tokoh utama dalam film Super Didi (2016) yang diperankan dengan kocak oleh Vino G Bastian.
Arka yang awalnya seorang workaholic terpaksa mengambil alih tugas domestik ketika istrinya, Wina (Karina Salim), mendapat pekerjaan baru.
Di sinilah kekacauan dimulai. Arka yang gagap mengurus rumah tangga harus berjuang menghadapi popok bayi, drama anak-anak, dan segala keruwetan lainnya.
Film ini menyuguhkan komedi segar yang relate dengan kehidupan keluarga modern, dibumbui dengan drama yang menghangatkan hati.
Baca Juga: Christopher Nolan Tertarik Garap Film Horor, Akan Ada Inovasi Seperti Apa Nantinya?
Super Didi menjadi bukti kepiawaian Hadrah Daeng Ratu dalam meramu komedi yang menghibur tanpa terkesan slapstick.
Ia mampu mengemas cerita yang ringan dengan pesan moral yang kuat, tentang pentingnya peran ayah dalam keluarga.
Meskipun film ini tidak meraih penghargaan besar, Super Didi sukses menarik perhatian penonton dengan ceritanya yang relatable dan akting para pemainnya yang memukau.
Mars Met Venus (2017)
Cinta memang rumit, apalagi kalau dihadapkan dengan perbedaan sudut pandang antara cewek dan cowok.
Nah, film Mars Met Venus (2017) yang hadir dalam dua versi, Part Cewek dan Part Cowok, dengan apik menggambarkan hal tersebut.
Film ini mengikuti kisah Kelvin dan Mila, pasangan kekasih yang tengah merencanakan pernikahan.
Namun, perjalanan cinta mereka diwarnai berbagai konflik dan perbedaan pendapat, mulai dari hal sepele hingga prinsip hidup.
Uniknya, Mars Met Venus menyajikan dua perspektif berbeda, sehingga penonton bisa menyelami isi kepala Kelvin dan Mila secara bergantian.
Keputusan Hadrah untuk membagi film ini menjadi dua bagian merupakan langkah berani yang sukses menarik perhatian.
Ia mampu mengemas konflik yang relatable dengan sentuhan komedi romantis yang menghibur.
Mars Met Venus tidak hanya menghibur, tetapi juga mengajak penonton untuk memahami perbedaan dan pentingnya komunikasi dalam sebuah hubungan.
Meskipun tidak memborong penghargaan, film ini berhasil mencuri hati penonton dan menjadi salah satu film romantis Indonesia yang memorable.
A Perfect Fit (2021)
Siapa yang bisa menolak pesona keindahan pulau Bali? A Perfect Fit (2021) tak hanya menyuguhkan panorama memukau, tetapi juga kisah cinta yang menghangatkan hati.
Film ini mengisahkan Saski, seorang fashion blogger yang hidupnya berubah setelah bertemu dengan seorang pembuat sepatu tradisional bernama Rio.
Pertemuan tak terduga ini membawa Saski pada perjalanan spiritual dan pencarian jati diri. Di tengah konflik batin dan tekanan keluarga, ia harus memilih antara mengikuti tradisi atau mengejar mimpinya.
A Perfect Fit menyuguhkan visualisasi menawan dari budaya Bali, mulai dari keindahan alam, ritual keagamaan, hingga seni tari dan musik tradisional.
Baca Juga: Lanjutkan Kisah ‘Dua Garis Biru”, Film ‘Dua Hati Biru’ Tayang Perdana Hari Ini di Bioskop
Hadrah Daeng Ratu dengan jeli memadukan elemen budaya dengan kisah cinta modern, menciptakan sebuah karya yang estetik dan menyentuh hati.
Penggambaran karakter yang kuat dan chemistry antara para pemain menjadi nilai tambah film ini.
A Perfect Fit berhasil meraih nominasi Piala Citra untuk Penulis Skenario Asli Terbaik, membuktikan kualitas cerita yang disuguhkan.
Merindu Cahaya de Amstel (2022)
Berbeda dari karya-karya sebelumnya, Hadrah Daeng Ratu menunjukkan sisi religiusnya lewat film Merindu Cahaya de Amstel (2022).
Film ini mengisahkan perjalanan spiritual seorang gadis Belanda bernama Khadija yang memutuskan untuk memeluk agama Islam.
Kisahnya bermula ketika Khadija bertemu dengan Nico, seorang fotografer yang jatuh hati padanya.
Namun, perbedaan keyakinan menjadi tantangan dalam hubungan mereka. Film ini tidak hanya menyentuh tema religi, tetapi juga mengangkat isu sosial dan budaya yang terjadi di Belanda.
Merindu Cahaya de Amstel menyuguhkan sinematografi indah dengan latar belakang kota Amsterdam yang menawan.
Hadrah dengan apik menggambarkan konflik batin Khadija dan pergulatannya dalam mencari kebenaran.
Film ini berhasil meraih penghargaan di Festival Film Bandung 2022 untuk kategori Pemeran Utama Wanita Terpuji Film Bioskop dan Penulis Skenario Terpuji Film Bioskop.
Until Tomorrow (2022)
Siapkan tisu sebelum menonton film yang satu ini! Until Tomorrow (2022) adalah drama romantis yang dijamin bikin kamu banjir air mata.
Film ini mengisahkan pasangan muda, Haka dan Sarah, yang tengah berbahagia menantikan kelahiran anak pertama mereka.
Namun, kebahagiaan mereka berubah menjadi duka ketika Sarah divonis mengidap kanker stadium lanjut.
Haka harus berjuang mendampingi Sarah melewati masa-masa sulit sambil menghadapi kenyataan pahit.
Until Tomorrow diangkat dari kisah nyata yang viral di media sosial, sehingga kisahnya terasa begitu dekat dan menyentuh hati.
Baca Juga: Manhwa Solo Leveling Sedang OTW Dibikin Versi Drakornya
Hadrah Daeng Ratu dengan piawai membangun emosi penonton lewat adegan-adegan yang mengharukan.
Akting Deva Mahenra dan Clara Bernadeth sebagai pasangan Haka dan Sarah pun sukses membuat penonton terbawa perasaan.
Until Tomorrow tidak hanya menguras air mata, tetapi juga mengajarkan tentang arti cinta sejati, kesetiaan, dan keikhlasan.
172 Days (2023)
Di tahun 2023, layar bioskop Indonesia dihiasi kisah cinta yang tak biasa dalam film 172 Days. Disutradarai oleh Hadrah Daeng Ratu, film ini membawa penonton menyelami perjalanan cinta Nadzira Shafa (Yasmin Napper) dan Ameer Azzikra (Bryan Domani) yang mengalami badai ujian.
Diadaptasi dari novel berjudul sama karya Nadzira Shafa, 172 Days bukan sekadar film romantis biasa.
Film ini menelanjangi realitas pahit cinta jarak jauh yang dihadapi pasangan muda ini. Nadzira, dengan tekad kuat, memutuskan untuk menimba ilmu di Jerman. Di sisi lain, Ameer berjuang meraih mimpinya di tanah air.
Kisah cinta mereka diwarnai rindu, air mata, dan keraguan. Jarak dan waktu menjadi tembok pemisah yang menguji kekuatan cinta mereka.
Janji untuk bertemu kembali dalam 172 hari menjadi pegangan mereka untuk melewati masa-masa sulit.
Hadrah Daeng Ratu, sang sutradara, dengan apik merajut kisah cinta ini dengan sentuhan realistis dan menyentuh hati.
Penonton diajak menyelami emosi Nadzira dan Ameer, merasakan kebahagiaan, kesedihan, dan perjuangan mereka dalam mempertahankan cinta mereka.
Lebih dari sekadar kisah cinta, 172 Days juga mengangkat nilai-nilai religius dan budaya Islam.
Film ini menjadi pengingat bahwa cinta sejati mampu melewati berbagai rintangan dan ujian, serta pentingnya keteguhan iman dalam menjalani hidup.
172 Days bukan hanya memanjakan mata dengan visualisasi indah, tetapi juga menghadirkan akting memukau dari para pemainnya.
Yasmin Napper dan Bryan Domani berhasil membawakan karakter Nadzira dan Ameer dengan penuh penjiwaan, membuat penonton terhanyut dalam emosi mereka.
Film ini telah menuai banyak pujian dari para kritikus dan penonton, menjadikannya salah satu film drama Indonesia terbaik tahun 2023.
172 Days adalah bukti bahwa film Indonesia mampu menghadirkan cerita yang berkualitas, menyentuh hati, dan sarat makna.
Bagi para pecinta film yang ingin merasakan kisah cinta yang mengharukan dan penuh makna, 172 Days adalah film yang wajib ditonton.
Hadrah Daeng Ratu, sang maestro multitalenta, tak hanya jago horor. Apresiasi karyanya di berbagai genre dan ikuti petualangan baru di film-filmnya.
Penampilan memukau di film terbaru menandakan langkahnya ke level lebih tinggi. Rasa penasaran muncul: kejutan apa lagi yang akan ia hadirkan?
Masa depan Hadrah di dunia film tampak cerah. Mari kita nantikan gebrakan dan mahakarya selanjutnya dari sang maestro.
Writer: Ananda F.L
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Amatan