Jumat, 04 OKTOBER 2024 • 13:30 WIB

Review "Kuasa Gelap": Film Eksorsisme Pertama di Indonesia!

Author

Poster film

INDOZONE.ID Film "Kuasa Gelap" yang diproduseri oleh Robert Ronny dan digarap Sutradara Bobby Prasetyo, memberikan warna baru di dunia perfilman Indonesia.

Meski masih berfokus pada genre horor dengan tema kekuatan jahat, "Kuasa Gelap" menyuguhkan pendekatan yang berbeda, mungkin belum pernah ada dalam sejarah perfilman Tanah Air.

Press Screening & Press Connference Film "Kuasa Gelap" yang digelar di Epicentrum XXI Jakarta Selatan, pada Rabu (25/9/2024). (INDOZONE/Nadya Mayangsari)

Biasanya, film horor Indonesia yang mengangkat premis kerasukan, cenderung menampilkan unsur budaya suku tertentu atau agama mayoritas, yaitu Islam. Akan tetapi, "Kuasa Gelap" menawarkan sudut pandang dari Katolik.

Menonton film ini mungkin akan mengingatkan para penonton pada film barat yang dasarnya mirip, yaitu eksorsisme oleh seorang pastor untuk mengusir setan. Meski begitu, film ini memberikan pendekatan unik dan berbeda.

Baca Juga: Sinopsis 'Kuasa Gelap', Film Exorcist Pertama Indonesia yang Diangkat dari Kisah Nyata

Bagaimana keseruan film yang dibintangi Jerome Kurnia dan Lukman Sardi sebagai pastor? Yuk, simak ulasannya di bawah ini.

Review Film "Kuasa Gelap" 

Film yang mengangkat tema eksorsisme, kerap menggambarkan karakter protagonis sebagai sosok yang terlalu heroik.

Namun, "Kuasa Gelap" menghadirkan sesuatu yang berbeda. Karakter Romo Thomas, diperankan Jerome Kurnia, digambarkan sebagai pastor dengan trauma karena kecelakaan yang merenggut nyawa adik dan ibunya.

Trauma ini membuat Thomas sempat mempertimbangkan untuk berhenti menjadi pastor karena merasa imannya goyah.

Karakter Thomas memiliki lapisan yang cukup kompleks. Keraguan terhadap diri sendiri dan keyakinannya, membuat kita merasa tidak bisa berharap terlalu besar kepada Thomas. 

Nuansa horor makin kuat karena kita tidak tahu kepada siapa harus berharap, untuk menyelesaikan masalah yang dialami Kayla.

Perlu diketahui, Kayla adalah sahabat mendiang adik Romo Thomas. Kayla dirasuki iblis saat memainkan jelangkung, untuk memanggil arwah ayahnya yang telah meninggal dunia.

Masalah dalam film ini seakan menemui titik cerah dengan kehadiran Romo Rendra, seorang pastor pengusir roh jahat berpengalaman.

Sayangnya, ketegangan kembali meningkat saat kita mengetahui kondisi kesehatan Romo Rendra juga memburuk.

Penonton diperlihatkan, bahwa Romo Rendra pun bisa ketakutan saat berhadapan dengan iblis hingga nyaris kehilangan nyawa.

Alhasil, film ini pun terus mempertahankan ketegangannya sepanjang waktu.

Baca Juga: Berperan di Kuasa Gelap, Jerome Kurnia Bagikan Pengalaman Menyaksikan Langsung Eksorsisme dalam Memerankan Tokoh Romo Thomas

Akting Memukau

Semenatara itu, di luar akting Jerome Kurnia yang memukau, jajaran pemeran lainnya juga menjalankan tugasnya dengan baik.

Lea Ciarachel, yang memerankan Kayla, mampu menampilkan karakter remaja impulsif dan tidak memiliki pegangan kuat dalam hidupnya.

Hal ini membuat kerasukan yang dialami Kayla, terasa sangat masuk akal. Kayla hanya berusaha melindungi ibunya dari lelaki yang dicurigai tidak setia.

Namun, sifatnya yang mudah goyah dan terburu-buru dalam membuat keputusan, membuat Kayla menjadi target empuk bagi kekuatan jahat.

Hubungan antara Kayla dan ibunya juga digambarkan dengan sederhana, tetapi efektif.

Tanpa perlu adegan pertengkaran dramatis atau dialog berlebihan, kita bisa merasakan dinginnya hubungan mereka.

Ketika latar belakang hubungan ibu dan anak ini terungkap, kita bisa lebih memahami alasan di balik rumitnya hubungan mereka.

Masalah tidak hanya terletak pada Kayla, karena sang ibu juga memiliki kesalahan di masa lalu yang berkontribusi terhadap ketidakstabilan sang putri hingga terjerumus ke jalan yang salah.

Selain penampilan memukau sebagai remaja yang kebingungan, Lea Ciarachel juga sangat baik saat memperagakan adegan kerasukan.

Dia tidak berlebihan dalam menampilkan ekspresi kesurupan sehingga penonton pun tidak terganggu. 

Perpaduan akting para pemain dengan cerita eksorsisme dari sudut pandang Katolik yang belum familiar di Indonesia, menjadi nilai plus dari flim "Kuasa Gelap".

Kuasa Gelap film Jerome Kurnia terbaru 2024

Kekuatan Film "Kuasa Gelap"

Sebagai film horor, adegan penampakan, jumpscare, dan gore dalam "Kuasa Gelap" tetap berada dalam batas wajar. Perlu digarisbawahi, kekuatan utama film ini justru terletak pada alur cerita dan plotnya.

Mari kita mulai dari posternya! Poster film ini bisa dianggap "menipu" secara positif.

Banyak orang mungkin akan mengira film ini akan mirip dengan "The Nun" berdasarkan gambar perempuan yang kerasukan dengan latar belakang gereja. 

Nyatanya, film ini tidak begitu fokus pada ancaman besar dari iblis terhadap lembaga agama atau sebagai agen kiamat.

Sebaliknya, "Kuasa Gelap" memperlihatkan, bahwa kejahatan iblis bisa masuk ke dalam aspek-aspek sederhana dalam kehidupan sehari-hari, seperti masalah keluarga.

Di sinilah, kekuatan tipu daya iblis terasa lebih menakutkan. Bahkan, seorang remaja yang tidak berniat jahat, bisa menjadi alat bagi iblis untuk menyebarkan teror. 

Alur cerita film ini tidak bertele-tele. Penonton tidak disuguhkan dengan latar belakang panjang tentang Kayla dan Thomas.

Baca Juga: Review 'The Devil's Light': Ritual Eksorsisme yang Kebingungan, Gak Seram dan Tema Standar

Namun, informasi yang diberikan dalam film ini, sudah cukup untuk membangun latar belakang setiap karakter penting dengan kuat.

Dari kecelakaan, percakapan Kayla dan Cilla tentang jelangkung, hubungan antara ibu Kayla dan pacarnya, serta pergolakan hati Romo Thomas, semua dikemas dengan singkat dan jelas. 

Hampir setiap adegan berfungsi membangun alur menuju klimaks. Memang, ada beberapa detail yang mungkin belum sepenuhnya jelas.

Ambil contoh, bagaimana hubungan antara ibu Kayla dan pacarnya berakhir. Kendati begitu, adegan cincin memberikan sedikit gambaran tentang hubungan mereka.

Dengan durasi hanya 1 jam 30 menit, "Kuasa Gelap", memanfaatkan setiap momen dengan baik. Tidak ada adegan yang terkesan hanya dibuat untuk menakuti penonton.

Uniknya, film ini tidak hanya bercerita tentang drama keluarga dan menampilkan elemen horor yang menegangkan, tetapi juga menyampaikan pesan agama.

Elemen religius di dalamnya bukan sekadar tempelan, tetapi terintegrasi dalam narasi. Pesan agama dalam film ini tidak hanya berupa ajaran tekstual, tetapi disampaikan melalui pengembangan karakter.

Dari Thomas, kita belajar tentang penerimaan. Dari Kayla, kita memahami pentingnya ketaatan dan kepercayaan kepada Tuhan. Lalu, dari sang ibu, kita belajar pentingnya memaafkan diri sendiri.

Baca Juga: Sutradara 'The Nun 2' Ungkap Pemeran Valak Memang Punya Aura Natural yang Menyeramkan

Teror dalam film ini sebenarnya lebih didorong oleh scoring-nya. Efek suara yang digunakan mampu menciptakan suasana mencekam.

Meskipun variasi efek suara tidak banyak, mereka digunakan dengan tepat dan tidak berlebihan.

Beberapa efek suara yang menegangkan, bahkan tidak selalu muncul bersamaan dengan penampakan menyeramkan, tetapi tetap memiliki keterkaitan dengan cerita.

Sebagai contoh, ketika ibu Kayla membuka buku harian atau saat Thomas meragukan imannya. Scoring yang mencekam digunakan tidak untuk menyiapkan jumpscare, tetapi menunjukkan bahwa pergulatan manusia dengan keyakinan dan diri sendiri bisa terasa menakutkan.

Film "Kuasa Gelap" menjadi film eksorsisme dari sudut pandang Katolik pertama yang dikemas dengan baik.

Tentunya, film ini diproduksi dengan riset dan juga kesiapan tinggi, sehingga tidak hanya menampilkan horor semata.

Film "Kuasa Gelap" sudah bisa kamu tonton sejak kemarin, 3 Oktober 2024 di seluruh bioskop kesayangan kamu.

Penulis: Nadya Mayangsari

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: Amatan