Selasa, 27 MEI 2025 • 08:53 WIB

Film Gowok Kamasutra Jawa Bikin Tayang 2 Versi 17+ dan 21+, Ini Alasannya

Author

INDOZONE.ID - Sutradara Hanung Bramantyo kembali menghadirkan karya sinematik yang memicu perbincangan, Gowok Kamasutra Jawa, yang dijadwalkan rilis di bioskop mulai 5 Juni 2025. Film ini hadir dalam dua versi klasifikasi usia 17+ dan 21+ yang merupakan strategi unik untuk menjangkau penonton lebih luas, tanpa mengorbankan esensi cerita asli.

Hanung Bramantyo dan Para pemain film Gowok (sumber: Z Creators/Gunawan)

Hanung menegaskan bahwa versi 21+ adalah versi orisinal yang sebelumnya telah diputar di ajang internasional, International Film Festival Rotterdam (IFFR) pada Februari 2025. 

Ini bukan versi 17+ yang ditambah-tambah. Versi 21+ ini justru yang asli,” ungkap Hanung saat Press Screening yang berlangsung di XXI Plaza Indonesia, Jakarta Pusat, Senin (26/5/2025). 

Versi 17+ diproduksi atas permintaan produser Raam Punjabi dari MVP Pictures, menyusul keterbatasan waktu tayang film berklasifikasi 21+ yang hanya bisa ditampilkan selepas jam malam. "Kami ingin film ini bisa diakses lebih banyak penonton,” ujar Hanung.

Baca Juga: Masuk di Internasional Film Festival Rotterdam, 'Gowok Kamasutra Jawa' Buktikan Pesona Budaya Indonesia di Dunia

Film Gowok Kamasutra Jawa mengangkat tema kontroversial namun kaya sejarah: praktik pendidikan seks dalam lingkungan bangsawan Jawa antara 1950 hingga 1965. Dalam tradisi tersebut, para pria calon pengantin belajar seni bercinta dari seorang Gowok, dukun perempuan yang mengajarkan ajaran erotis dari naskah-naskah kuno seperti Centini, Nitimani, dan Wulangreh. Tradisi ini dilarang pasca 1965 karena dianggap menyimpang dan menyerupai praktik prostitusi.

Lebih dari sekadar budaya, film ini menyuguhkan kisah cinta penuh konflik dan pengkhianatan. Cerita berpusat pada sosok Ratri yang dilatih menjadi gowok oleh Nyai Santi, dan jatuh cinta pada Kamanjaya, murid yang justru mengingkari janjinya untuk menikahinya. Ketika Kamanjaya kembali dua dekade kemudian bersama putranya, tanpa mengetahui masa lalu, kisah cinta, dendam, dan takdir pun kembali bersinggungan.

Deretan aktor papan atas seperti Reza Rahadian, Raihaanun, Lola Amaria, hingga Slamet Rahardjo turut memperkuat film ini. Namun perhatian utama tertuju pada Devano Danendra yang memerankan tokoh utama, Kamanjaya muda. Dalam persiapannya, Devano mengaku mendapat pemahaman baru tentang edukasi seks dan sejarah budaya yang tak pernah diajarkan di bangku sekolah.

Lewat riset untuk peran ini, saya jadi tahu bahwa seks itu bukan hanya tentang hubungan fisik, tapi juga ada edukasi, proses, dan nilai romantisnya,” jelas Devano.

Para Pemain Film Gowok Kamasutra Jawan(sumber: Z Creators/Gunawan)

Tidak hanya dari segi tema, tantangan juga datang dari segi bahasa. Devano harus berakting menggunakan dialek Ngapak, yang menurutnya terasa asing namun unik karena terdengar lucu sekaligus romantis. Ia juga melakukan riset mendalam untuk menggambarkan gestur dan bahasa tubuh seorang priyayi, kelas bangsawan Jawa yang dihormati.

Hanung menilai Devano sangat pas memerankan Kamanjaya karena penampilan fisik, kemampuan berbahasa Jawa, serta aura khas Indonesia yang dimilikinya. “Waktu casting, dia langsung gunakan bahasa Jawa. Secara postur, dia cocok banget,” ujarnya.

Baca Juga: Berkompetisi di Festival Belanda, Film 'Gowok: Kamasutra Jawa' Pamerkan Trailer Internasional

Film ini bercerita tentang Ratri (Alika Jantinia), seorang yatim piatu yang dibesarkan oleh Nyai Santi (Lola Amaria), seorang Gowok terkemuka. Ketika ia jatuh cinta pada Kamanjaya (Devano Danendra), pria bangsawan yang menjadi muridnya, hubungan mereka hancur akibat pengkhianatan. Dua dekade berlalu, Ratri dewasa (Raihaanun) kembali dihadapkan pada masa lalu ketika Kamanjaya (Reza Rahadian) datang membawa putranya, Bagas (Ali Fikry), yang secara tak terduga jatuh cinta pada Ratri. Intrik emosional dan dendam pun menjadi pusat konflik film ini.

Gowok Kamasutra Jawa merupakan hasil kolaborasi antara MVP Pictures dan Dapur Film. Dengan naskah yang berani, alur emosional yang kuat, dan latar budaya Jawa yang kental, film ini diprediksi akan menjadi salah satu tayangan paling menonjol tahun ini.



Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: Liputan Langsung