Kamis, 12 JUNI 2025 • 15:51 WIB

Dari Stand Up Comedy ke Layar Lebar: Ini Evolusi 5 Komika Indonesia yang Sukses Jadi Sineas

Author

Para stand up comedian yang kini jadi aktor dan filmnya sukses.

INDOZONE.ID - Wajah industri perfilman Indonesia tengah mengalami evolusi menarik dalam satu dekade terakhir. Selain dari sisi genre dan teknologi yang dipakai dalam pembuatan film, perubahan juga terjadi pada orang-orang yang terlibat di dalamnya.

Saat ini, industri film Tanah Air tak hanya didominasi aktor dan aktris yang lahir dari jalur seni peran. Tapi juga datang dari panggung stand up comedy yang membawa warna baru pada industri film.

Kehadiran para komika ini jadi tanda bahwa kreatifitas dalam perfilman Indonesia mengalami perkembangan. Mereka datang dengan perspektif berbeda, story telling yang khas dan kemampuan membangun emosi dengan penonton melalui humor-humor yang relate dengan kehidupan sehari-hari.

Baca Juga: JUMBO Raup 10 Juta Penonton, Pemerintah Siap Dorong ke Pasar Global

Tak sekadar hadir sebagai pelengkap dalam industri film Indonesia, para komika ini juga mencetak prestasi luar biasa. Selain bisa akting, mereka juga terlibat langsung dalam proses kreatif, mulai dari penulisan naskah hingga penyutradaraan.

Film Agak Laen dan animasi Jumbo menjadi bukti nyata bagaimana para komika bisa mencetak prestasi luar biasa dalam dunia film. Agak Laen jadi film dengan jumlah penonton terbanyak ketiga sepanjang sejarah, sementara Jumbo berada di posisi pertama.

Pengamat film, Hikmat Darmawan mengatakan, kesuksesan para komika di industri film jadi wujud nyata bahwa kreativitas yang dibentuk dari panggung stand up comedy, kini bertransformasi menjadi karya berkualitas.

"Sebagai komika, mereka punya keterampilan untuk mengamati hal sehari-hari untuk dijadikan bahan komedi. Itulah kenapa jadinya mereka bisa membuat, meracik bahan komedi untuk film-film mereka dari amatan sehari-hari, lagi-lagi membuat orang merasa dekat," kata Hikmat kepada Indozone melalui sambungan telepon.

Daftar 5 Komika yang Alami Evolusi Karier Menjadi Sineas

Ada 5 komika yang disorot Indozone yang kariernya mengalami evolusi menjadi sineas sukses di perfilman Indonesia. Mereka adalah Ryan Adriandhy, Bene Dion, Boris Bokir, Indra Jegel dan Oki Rengga.

1. Ryan Adriandhy

Ryan Adriandhy.

Nama Ryan Adriandhy di telinga Gen Z mungkin kurang familiar. Namun kalau di kalangan Milenial, nama Ryan Adriandhy sudah nggak asing lagi.

Ryan mengawali kariernya di industri hiburan setelah Juara 1 Stand Up Comedy Indonesia musim pertama (SUCI 1) pada tahun 2011. Kemenangan ini jadi pintu pembuka bagi Ryan untuk mengembangkan kariernya.

Setelah itu, ia diajak oleh Raditya Dika untuk main di series Malam Minggu Miko yang tayang pada Desember 2012 hingga 2013 di YouTube dan Kompas TV.

Sukses membintangi series tersebut, ia sempat bermain di beberapa film, seperti Luntang Lantung (2014). Namun alih-alih melanjutkan karier di depan layar, Ryan lebih memilih bekerja di balik layar dengan belajar animasi di luar negeri.

Keputusan Ryan menjadi sutradara dan animator ternyata tidak sia-sia. Puncaknya, Ryan merilis film animasi "Jumbo", yang disambut antusias oleh penonton Indonesia.

Film ini tidak hanya menggebrak bioskop Tanah Air, tapi juga berhasil menjadi film dengan jumlah penonton terbanyak dalam sejarah perfilman Indonesia.

2. Bene Dion

Aktor dan sutradara Bene Dion.

Bene Dion Rajagukguk dikenal lewat SUCI musim ketiga pada tahun 2013. Mahasiswa lulusan UGM ini menampilkan pesona sosok yang tenang dan humor bernuansa Batak.

Meski tidak juara, Bene tetap mencuri perhatian. Ia tetap aktif di panggung stand up dan acara-acara komedi televisi.

Sebagai pelaku industri kreatif, Bene mulai menunjukkan ketertarikannya di dunia film. Ia mulai sering mendapat peran pendukung dan menulis skenario untuk beberapa film komedi.

Puncaknya, Bene menyutradarai dan membintangi film Ngeri-Ngeri Sedap (2022), yang mengangkat kisah keluarga Batak dengan pendekatan komedi dan drama.

Film ini menuai sambutan hangat dan pujian kritis dari masyarakat Indonesia. Bahkan film ini mewakili Indonesia dalam ajang Oscar 2023 untuk kategori Best International Feature Film.

Puncak kolaborasi Bene dengan teman-teman komikanya terjadi lewat film Agak Laen (2024). Film komedi horor ini sukses secara komersial dengan lebih dari 9 juta penonton.

 

3. Boris Bokir

Boris Bokir, dari komika menjadi sineas.

Boris Bokir merupakan jebolan SUCI musim kedua. Sejak mengikuti kompetisi tersebut, ia mencuri perhatian lewat logat Bataknya yang kental dan pembawaannya yang unik.

Setelah bersinar di stand up comedy, Boris merambah ke dunia akting baik di layar kaca maupun layar lebar.

Boris terlibat di sejumlah film komedi seperti Warkop DKI Reborn, Cek Toko Sebelah, dan Ghost Writer. Selain aktif di depan layar, Boris juga pernah menjadi penulis skenario.

Puncak kariernya terjadi saat jadi pemeran utama di film Agak Laen. Kolaborasinya dengan Bene, Indra, dan Oki menghasilkan sebuah film yang bukan hanya sukses secara komersial, tapi juga memperkuat peran komika dalam industri film Indonesia.

4. Indra Jegel

Indra Jegel, dari komika menjadi sineas.

Nama Indra Jegel mulai dikenal publik saat menjadi Juara 1 Stand Up Comedy Indonesia musim keenam (SUCI 6) pada tahun 2016.

Sepanjang kompetisi, ia menghadirkan persona "Orang Medan Melayu" dengan gaya bicara yang unik. Ia juara karena membawa humor tentang kehidupannya di Medan yang sangat dekat dengan penonton.

Keberhasilan Jegel di SUCI 6 menjadi jalan pembuka untuk masuk dunia akting. Ia mendapat banyak tawaran film dari berbagai PH.

Ada banyak film yang sudah dibintangi Jegel, di antaranya adalah The Guys, My Stupid Boss 2, Ngeri-Ngeri Sedap, hingga Agak Laen.

Perannya dalam Agak Laen turut membawa film ini menjadi tontonan yang segar dan menghibur. Chemistry-nya dengan para sahabat komikanya menjadi kekuatan utama film ini.

5. Oki Rengga

Komika Oki Rengga.

Beda dengan sahabat-sahabat komikanya, Oki Rengga dulunya seorang atlet profesional yang banting setir menjadi komika dan aktor yang sangat sukses.

Sebelum dikenal sebagai komika, Oki adalah seorang kiper yang pernah bermain untuk beberapa klub sepak bola Indonesia.

Setelah karier sepak bolanya redup, Oki mencoba mengubah nasibnya dengan terjun ke dunia stand up comedy. Oki sukses menjadi finalis Stand Up Comedy Indonesia musim kedelapan (SUCI 8) pada tahun 2018.

Selama kompetisi, Oki membangun persona unik sebagai mantan kiper yang mudah emosi. Pengalamannya sebagai kiper dijadikan materi dalam setiap penampilannya.

Setelah dari dunia stand up, Oki mulai banyak bermain di film dan sinetron. Gaya khasnya yang ceplas-ceplos menjadi daya tarik utama penonton.

Kesuksesan Oki semakin melejit lewat film Agak Laen. Ia tak hanya berakting, tapi juga ikut dalam tim kreatif pengembangan ide film. Kesuksesan film tersebut membuat Oki makin dikenal luas sebagai aktor film komedi papan atas.

Pengamat film Hikmat Darmawan menilai, kesuksesan film Agak Laen (2024) tak hanya berasal dari buah kreatifitas, tapi juga karena gaya akting yang apa adanya.

Baca Juga: Tak Cuma Jumbo, Ini 5 Film Animasi Indonesia yang Nggak Kalah Keren

"Kalau akting segala macam sih, mereka jadi diri sendiri sih praktis, jadi nggak terlalu ada bekal teater. Dan kalau untuk genre-genre gitu, ya mereka ga perlu milih-milih," ujar Hikmat kepada Indozone.

Artinya kekuatan mereka adalah ketika menjadi jujur terhadap diri sendiri. Jadi agak beda. Mereka tidak dituntun untuk punya apa ya, ilmu acting yang ya kalau ada yang meningkatkan diri sih nggak apa-apa, tapi mereka pada dasarnya tidak dituntut untuk punya ilmu acting, tapi lebih dituntut untuk jujur menjadi diri sendiri," lanjutnya.

INDOZONE Ikut Berevolusi Bersama Mereka

Seperti para komika di atas, Indozone juga turut berevolusi selama satu dekade semenjak berdirinya dalam rangkan memberikan informasi secara ringan kepada pembaca generasi muda.

Dengan hadirnya platform baru dan teknologi baru, Indozone juga berubah ke arah yang lebih positif, dari homeless media, hingga kini diakui di dewan pers itu adalah salah satu evolusi yang membanggakan. Termasuk bisa #evolusibersama dengan insan musik di Indonesia bahkan di global. 



 

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: Amatan