Vokalis Voice of Baceprot, Marysa. (Instagram/voiceofbaceprot)
Voice of Baceprot (VOB), grup band metal asal Garut, Jawa Barat diketahui sedang menggelar tur di beberapa kota di Eropa. Grup musik yang digawangi tiga perempuan berhijab itu tengah mencuri perhatian pecinta musik metal di Tanah Air.
Kehadiran mereka tentunya memberikan warna baru terhadap belantika musik Indonesia. Band yang dibentuk pada 2014 lalu ini diisi oleh Marsya sebagai vokalis dan gitaris, Sitti sebagai drummer dan Widi, bassis.
Ketiganya disatukan saat masih menempuh pendidikan di bangku SMP dan diberi nama Baceprot (bahasa Sunda: Bacéprot) yang berarti "berisik" atau "bawel". Nama tersebut dianggap merepresentasikan musik yang dimainkan.
Siapa sangka, berasal dari kota kecil di Jawa Barat, mereka berhasil melebarkan sayapnya ke kancah internasional.
VOB saat ini diketahui sedang menggelar tur yang bertajuk Fight, Dream, Believe di 8 kota dari 4 negara Eropa, mulai dari Belanda, Belgia, Perancis dan Swiss.
Tur yang berlangsung sejak 28 November hingga 10 Desember 2021 mendatang itu merupakan rangkaian dari promo single terbaru God, Allow Me (Please) to Play Music.
Tak mudah bagi Marsya, Sitti, dan Widi untuk berkarier di dunia musik aliran metal. Terlebih lagi mereka seorang perempuan dan berhijab pula. Mereka mendapat pertentangan saat awal membentuk VOB.
Pengasuh VOB, Cep Ersa Eka Susila Satia mengungkapkan pertentangan yang didapatkan oleh anak-anaknya itu datang dari mana saja, mulai dari orang tua hingga sekolah.
Bahkan, kata pria yang akrab disapa Abah itu, guru mengaji mereka menganggap apa yang telah dilakukan oleh Marsya, Sitti, dan Widi tidak pantas karena memicu hal-hal negatif.
"Pada awalnya, hampir semua menentang, dari sekolah juga dan orang tua," ungkap Abah dilansir BBC Indonesia pada 31 Mei 2017 lalu.
"Banyak yang menentang, termasuk guru ngaji mereka karena dianggap tak pantas, karena metal identik dengan hal-hal yang negatif karena penonton yang sering rusuh," lanjut dia.
VOB membawakan karya lagu-lagu yang berisi kritikan sosial, di antaranya seperti The School Revolution dan The Enemy of Earth is You.
The School Revolution merupakan lagu yang dirilis pada 2018 lalu. Lagu ini mengkritisi bagaimana kondisi pendidikan di Indonesia saat ini.
Sedangkan lagu The Enemy of Eath is You mengkritik orang-orang yang selalu mencitrakan dirinya orang yang benar dalam segala hal.
Abah menjelaskan maksud The Enemy of Earth is You seperti orang yang mencitrakan pelindung alam tapi merusak alam. Lalu, kaum agamawan, cendekiawan, yang ngomongin soal keadilan tapi mereka malah menebar kebencian dan rasis.
Firdda Marsya Kurnia, gitaris dan vokalis
Euis Sitti Aisyah, drummer
Widi Rahmawati, bassis
Single
School Revolution (2018)
God, Allow Me (Please) To Play Music (2021)
Album mini
The Other Side Of Metalism EP (2021)
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: