Merry tumbuh di keluarga keturunan Tionghoa. Diketahui, kedua orangtua Merry juga merupakan seorang pebisnis.
Perjalanan Pendidikan Merry Riana
Saat kondisi politik di Indonesia sedang kacau, dan terjadi kerusuhan pada Mei 1998, Merry memutuskan pindah ke Singapura untuk kuliah di Nanyang Technological University (NTU) jurusan Teknik Elektro.
Ketika menyadari hidupnya tak berubah meski sudah memasuki tahun kedua kuliah, Merry mulai membangun mimpi.
"Saya membuat resolusi ketika ulang tahun ke-20. Saya harus punya kebebasan finansial sebelum usia 30. Dengan kata lain, harus jadi orang sukses. The lowest point in my life membuat saya ingin mewujudkan mimpi tersebut," ungkap Merry Riana.
Karena tak punya latar belakang pendidikan dan pengalaman bisnis, Merry mengumpulkan informasi dengan mengikuti berbagai seminar.
Ia juga melibatkan diri dalam organisasi kemahasiswaan yang berhubungan dengan dunia bisnis.
Mengacu pada kisah yang dituliskan dalam bukunya, Merry dan Alva menghadapi perjuangan yang cukup sulit untuk memperoleh kebebasan finansial sebelum usia 30 tahun dengan mengumpulkan satu juta dollar.
Mimpi itu akhirnya tercapai ketika Merry berusia 26 tahun.
Setelah meraih mimpi dan lulus dari NTU, Merry melanjutkan studi di Harvard Business School jurusan Pendidikan Eksekutif pada 2016.
Sampai akhirnya ia sukses sebagai Financial Consultant yang menjual produk-produk keuangan dan perbankan seperti asuransi,kartu kredit, deposito, tabungan, dan lain-lain.
Dalam enam bulan pertama kariernya di Prudential, Merry berhasil melunasi utangnya sebesar 40 ribu dolar Singapura.
Tepat satu tahun pertamanya, ia berhasil mendapatkan penghasilan sebesar 200 ribu Dollar Singapura atau sektar Rp1,5 miliar.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Kreatifmedia.id