Lukisan Mona Lisa di Museum Louvre, Paris, Perancis. (REUTERS/Philippe Wojazer)
INDOZONE.ID - Harusnya, begitu kamu masuk ke Museum Louvre di Paris, Perancis, kamu bakal bisa melihatnya di Salle des États, ruangan terbesar di museum tersebut. Namun karena banyak turis yang berdesakan untuk selfie dan menjadi keluhan, lukisan karya Leonardo Da Vinci tersebut terpaksa dipindah.
Seperti yang diketahui, lukisan Mona Lisa adalah ikon yang telah membuat kita terpesona selama hampir empat abad. Dalam situs museum, lukisan karya pelukis Italia Leonardo Da Vinci itu dibuat sekitar tahun 1503 hingga 1506, namun Leonardo terus menyempurnakannya hingga beberapa tahun setelahnya.
Banyak sejarawan seni percaya bahwa wanita dalam lukisan ini adalah Lisa Gherardini, istri dari seorang pedagang kain kaya dari Florence bernama Francesco del Giocondo. Oleh karena itu, di Italia lukisan ini disebut "La Gioconda". Nama Mona Lisa berasal dari gabungan kata “Madonna Lisa” yang berarti "Nyonya Lisa".
Karyanya sampai saat ini dipajang di Museum Louvre di Paris yang dikenal sebagai salah satu museum seni paling terkenal.
Baca juga: 5 Karya Virgil Abloh yang Tuai Sorotan, Mulai dari Seragam Tenis Hingga Lukisan Mona Lisa
Karena popularitasnya, ribuan orang datang setiap hari hanya untuk melihat Mona Lisa, bahkan banyak yang berdesakan untuk berfoto selfie dengannya.
Lukisan Mona Lisa di Museum Louvre, Paris, Perancis. (REUTERS/Philippe Wojazer)
Kepadatan pengunjung di sekitar lukisan ini menjadi salah satu keluhan utama, karena sering menyebabkan suasana tidak nyaman baik bagi pengunjung maupun staf museum.
Kejadian ini menjadi salah satu fokus utama museum untuk memperbaiki prasarana dan mengatasi keluhan yang masuk. Salah satunya memindahkan Mona Lisa ke lokasi pameran baru yang lebih nyaman dan aman.
Ruangan baru ini akan memiliki akses tersendiri dan tiket khusus, sehingga tidak mencampur pengunjung yang hanya ingin melihat Mona Lisa dengan pengunjung lain yang ingin menjelajahi seluruh museum.
Mengutip situs Louvre.fr, lukisan Mona Lisa dilukis pada panel kayu yang sangat rapuh, sensitif terhadap perubahan suhu dan kelembapan. Hal ini menjelaskan mengapa lukisan ini disimpan dalam lemari pajang yang aman dan berpendingin udara.
Baca juga: Seniman Tugu Biawak Gelar Live Painting: Hasil Lukisan Dilelang Mulai dari 1 Juta Buat Donasi
Setiap tahun, konservator, pemulih, dan ilmuwan juga memantau kondisinya melalui pemeriksaan visual dan pencitraan laboratorium yang sangat canggih. Analisis ini memungkinkan mereka memahami setiap detail lukisan, seperti area cokelat tak berbentuk tepat di atas tembok pembatas di sebelah kanan, yang merupakan bagian lukisan yang belum selesai.
Penikmat seni juga memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang teknik melukis virtuoso Leonardo da Vinci, khususnya efek "sfumato"-nya yang terkenal—pengaburan kontur dan perpaduan cahaya dan bayangan—yang membuat Mona Lisa tampak seperti lukisan nyata.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Louvre.fr