Review "House of Ninjas": Keluarga Shinobi Keturunan Klan Hattori yang DIsfungsi, Gambaran Peliknya Konflik Tradisi
INDOZONE.ID - Apa Jadinya bila ayah, ibu, kakak, bahkan nenekmu ternyata semuanya adalah sekelompok shinobi keturunan klan ninja termahsyur Hanzo Hattori yang termahsyur, namun akhirnya berhenti setelah peristiwa traumatis di masa lalu? Itulah yang tergambar dalam serial "Hous of Ninjas" yang tayang di Netflix Februari lalu dan masuk 5 besar tayang Netflix trending di Indonesia.
Serial berjumlah delapan episode ini disutradarai oleh Dave Boyle berdasarkan cerita yang dikembangkan Yoshiaki Murao, Tomoyuki Takimoto, dan Kento Kaku yang juga berperan sebagai Haru Tawara tokoh utama dalam cerita ini. Selain Kento Kaku, ada nama Tae Kimura, Yosuke Eguchi, Aju Makita, Riho Yohioka, Kengo Kora, Nobuko Miyamoto, Tenta Banks, yang menjadi anggota keturunan klan Hattori.
Dengan konsep yang apik menggabungkan kisah action, drama keluarga, komedi, serta misteri membuat cerita "House of Ninjas" dinikmati banyak penonton.
Jalan Cerita "House of Ninjas"
Serial ini bercerita tentang keluarga Tawara adalah keluarga klan Hattori, shinobi legendaris zaman sengoku. Semua anggota keluarganya menguasai ilmu ninja, sebut saja Haru (Kento Kaku), anak kedua dari ayahnya Souichi Tawara (Yosuke Eguchi) dan Yoko Tawara (Tae Kimura), ditambah kakak laki-lakinya Gaku Tawara (Kengo Kora), dan adik perempuannya Nagi Tawara (Aju Makita) serta neneknya Taki Tawara (Nobuko Miyamoto). Merkea menerima misi rahasia dari Biro Manajemen Ninja (BNM) yang bersembunyi di balik Departemen Kementerian Kebudayaan.
Namun karena misi yang berlangsung 6 tahun sebelumnya saat menyelamatkan seorang kandidat pemimpin partai dan menumpas klan Fuma, kakak Haru tewas dibunuh oleh seorang ninja yang tak dibunuh oleh Haru. Sejak saat itu keluarga Tawara memutuskan untuk meninggalkan tugas ninja mereka dan menjalani kehidupan normal di antara orang biasa.
Suatu hari, terjadi insiden keracunan massal di kapal pesiar. Majin Hamashi (Tomorowo Taguchi) dari BNM menghubungi keluarga Tawara untuk kembali ke tugas ninja mereka, tetapi Souichi Tawarai menolak karena bahaya yang akan menimpa keluarganya. Sementara itu, reporter majalah Karen Ito (Riho Yoshioka) mengejar kejadian yang terjadi 6 tahun lalu yang melibatkan keluarga Tawara.
Karen Ito mendekati Haru dan tak sengaja terlibat aksi pembunuhan di sebuah klub dan diselamatkan oleh Haru yang menyamar. Ternyata semua kejadian ini berkaitan dengan sebuah sekte sesat bernama Gentekai yang dipimpin Yosuke Tsujioke. Ternyata sekte tersebut adalah kedok dari klan ninja berbahaya yang tengah mempersiapkan rencana besar.
Baca Juga: Drakor Parasyte: The Grey Rilis Poster Pertama Dan Jadwal Tayang Di Netflix
Ancaman lebih lanjut terhadap negara dan keluarga Tawara semakin dekat. Keluarga Tawara terpaksa menentukan pilihan.
Konflik Keluarga dan Aksi Shinobi
Konsep yang ditawarkan sangat segar, cerita tentang ninja yang dibangun dalam konteks keluarga. Penulis tak hanya ingin memperlihatkan koregrafi dan estektik dari para ninja yang sudah pernah ada, tapi dilihat dari sisi lain, yakni sisi keluarga.
Sebagai keluarga penerus klan Hattori, mereka harus berlatih dan memahami filosofi menjaid ninja dan mengemban misi negara. Namun akibat kecelakaan, keluarga Tawara memilih menjauh dan memutuskan untuk hidup normal dan melupakan tradisi sebagai shinobi.
Sang ayah yang berperan penting dalam keluarga ini yang memaksakan kesemua anggota keluarga untuk tetap normal. Begitupula Haru, yang masih trauma saat kematian kakaknya memutuskan menjadi petuga pengisi vending machine, yang selalu dihantui masa lalunya atas persitiwa tersebut.
Namun kehidupan normal ini yang menjadi perpecahan di antara anggota keluarga. Ketika para anggota keluarga pria memutuskan untuk hidup normal, justru para anggota keluarga wanita tetap memamerkan keahlian mereka. Sebut saja sang ibu yang lihat saat mengutil, Nagi sang adik yang dam-diam menjadi pencuri benda bersejarah lalu mengembalikannya, atau sang nenek yang masih menguasai cara berkomunikasi dengan sesama ninja sepuh.
Konflik antara keputusan hidup normal sang ayah demi menyelamatkan keluarga dan sang ibu yang masih butuh misi shinobi lantaran kebutuhan finansial ditulis dengan baik. Bahkan perubahan sang ayah untuk kembali beraksi dibangun secara baik lewat motivasi yang sama saat ia ingin hidup normal.
Baca Juga: Netflix Batalkan Season Dua Beberapa Drama Korea dan Jepang Populer, Berikut Daftarnya!
Benturan Konservatif dan Liberal yang Seimbang
Di antara barisan konflik keluarga, isu tentang konservatif dan liberal juga disinggung di sini dengan baik. Mereka yang menjaga tradisi shinobi rela kehilangan kebebasan kehidupan normal dan mereka yang ingin berontak lantaran tak mau hidupnya dikekang penuh aturan.
Haru yang masih mau mengikuti aturan keluarga dan rela tunduk kepada tradisi atau BNM dan harus merelakan keinginannya merasakan hubungan percintaan dengan Karen Ito. Berbanding terbalik dengan Gaku yang ingin keluar dari tradisi dan perintah-perintah pemerintah yang dianggap tidak benar.
Pemberontakan Gaku dan status quo dari Haru dibuat seimbang, tidak lebih berat antara yang satu dan lainnya. Biasanya, banyak film atau serial benturan pandangan tentang konservatif dan liberal selalu berat ke arah salah satunya, namun tidak dengan serial ini.
Baca Juga: Sinopsis Film Batman Ninja (2018) - Batman di Zaman Feudal Jepang
Hal ini seolah mewakili wajah Jepang sebagai negara modern yang tetap setia dengan kebudayaan dan tradisinya. Mereka tetap memiliki tekad maju dan progresif tapi tak melupakan tradisi mereka.
Kendati seperti itu, ada beberapa hal yang masih banyak dipertanyakan dalam serial ini, khususnya dalam menjawab misteri dengan detail-detail yang melekat.
Salah satu contohnya adalah hubungan penculikan pejabat saat enam tahun lalu, vakumnya klan Fuma, "gerhana" versi klan Fuma, dan hubungan gulungan rahasia silsilah keluarga Hojo masih banyak dipertanyakan. Namun ada harapan semuanya lebih jelas di season kedua bila diproduksi.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Amatan