Kamis, 01 MEI 2025 • 14:52 WIB

9 Fakta 'Pengepungan di Bukit Duri' Non Spoiler: FIlm Terbaru Joko Anwar yang Perlu Dibuat DIskusi

Author

  Sinopsis Film Terbaru Joko Awar 'Pengepungan di Bukit Duri" (IMDb)

INDOZONE.ID - Film terbaru sutradara Joko Anwar berjudul 'Pengepungan di Bukit Duri' saat ini tengah tayang di bioskop dan diperbincangkan warganet. Beberapa dari penonton memberikan apresiasi untuk film tersebut lantaran tidak lagi bermain di ranah horor.

Saat Indozone mendapat kesempatan menonton dan melakukan sesi doosrstop dengan Joko Anwar, ada beberapa fakta menarik yang ditemukan terkait film tersebut. Mulai dari isu yang diangkat, proses syuting di atas panggung, dan masih banyak lagi.

Deretan Fakta menarik 'Pengepungan di Bukit Duri' dari Joko Anwar

Ada beberapa informasi terkait film 'Pengepungan di Bukit Duri' yang perlu diketahui.

1. Film ke-11 Joko Anwar yang beda

Sutradara dan produser 'Pengepungan di Bukit Duri', Joko Anwar dan Tia Hasibuan. (INDOZONE/M Fadli)

Dengan taynganya 'Pengepungan di Bukit Duri', maka genap film garapan Joko Anwar berjumlah sebelas setelah setahuin sebelumnya merilis 'Siksa Kubur'. Joko Anwar yang pernah menjadi jurnalis sempat menyebutkan bilan film ini sedikit berbeda dengan film-film sebelumnya.

Baca Juga: Sinopsis 'Pengepungan di Bukit Duri', Film Terbaru Joko Awar yang Tayang di Bioskop Hari Ini

Salah satunya genre thriller action yang penuh adegan perkelahian, film ini juga diceritakan straight forward tanpa menyelipkan clue-clue atau easter eggs seperti film sebelumnya.

"Ya memang untuk film ini nantinya untuk lebih mudah diikuti ceritanya oleh penonton, jadi tidak perlu ada clue-clue yang banyak," kata Joko Anwar kepada Indozone.

2. Naskah ditulis sejak 2007

Film terbaru Joko Anwar 'Pengepungan di Bukit Duri'

Fakta lain tentang 'Pengepungan di Bukit Duri' adalah naskahnya yang ditulis sudah cukup lama. Saat press conference yang dihadiri Indozone, Joko Anwar mengungkapkan bila naskahnya sudah ditulis dari 2007 silam.

"Ini dibuatnya dari 2007," kata Joko Anwar.

Baca Juga: 4 Film Joko Anwar Terbaru Bersama Come and See yang Rilis 2025-2026: Ada Legenda Malin Kundang

Ia sempat berharap agar Indonesia bisa mengalami perubahan atas isu yang ada. Tapi ternyatanya tak ada perubahan sehingga naskahnya tak banyak diubah.

3. Bernuansa dystopia

Trailer film terbaru Joko Anwar 'Pengepungan di Bukit Duri'

Fakta dari film 'Pengepungan di Bukit Duri' lainnya adalah nuansa yang dibangun adalah dystopia. Sekedar info, dystopia atau distopia adalah sebuah cerita fiksi di dunia alternatif, dengan contoh latar belakang tahun 2027, bukan 2025 seperti tahun tayangannya.

Lalu, kerusuhan antar ras yang di dunia nyata terjadi di 1998, dibuat menjadi tahun 2009. Ditambah dengan world builiding dengan desain artistik kota yang rusak dan penuh kebencian ditambah musik aransemen menguatkan nuansa distopia di film ini.

4. Bekerjasama dengan studio film Hollywood terkenal

Film ini juga bekerjasama dengan studio film terkenal di Hollywood , MGM Studio yang kini bernama Amazon MGM Studio. Studio ini dikenal dengan berbagai karya-karyanya yang fenomenal, seperti franchise James Bond 

Joko Anwar sebut proses kerjasama dengan MGM Studio tidak ribet. Studio tersebut juga sempat datang ke lokasi syuting dan menganggumi cara kerja tim Jokan dkk yang efisien.

Baca Juga: Film Pengepungan di Bukit Duri Angkat Kisah Kelam yang Jadi Keresahan di Masa Depan

5. Sulap gudang di Bandung menjadi sekolah SMA Duri

Sinopsis Film Terbaru Joko Awar 'Pengepungan di Bukit Duri" (YouTube Cinema 21)

Dalam film ini, Joko Anwar menyulap sebuah bangunan bersejarah yang smepat menjadi gudang di kota Bandung untuk diubah menjadi set Sekolah Menengah Atas (SMA) Bukit Duri.

Set sekolah SMA Bukit Duri, yang menjadi salah satu latar di film, dibangun di atas bangunan bersejarah, Laswi Heritage. Desainer produksi membangun sekitar 22 titik set sekolah mulai dari ruang kelas, ruang kepala sekolah, lorong, hingga ruang security.

"Kita bangun dari awal. Awalnya hany bangunan tanpa tembok. Terus kita buat kelas-kelasnya," kata Joko Anwar.

6. Joko Anwar tak menggunakan kata 'action' saat syuting

Fakta menarik lain dari proses syuting 'Pengepungan di Bukit duri' adalah sutradara Joko Anwar memiliki cara sendiri untuk mengarahkan syuting. Salah satunya tidak menggunakan kata syuting.

Joko Anwar menceritakan bila ia memiliki kata khusus selain 'action' saat melakukan syuting.

Baca Juga: Joko Anwar Sindir Promosi Film Dosen Ghaib Pakai Tragedi Mahasiswa Bunuh Diri; Tak Beretika!

"Semua kru sudah baca naskah, dan ketika kamera sudah masuk ke set, semua orang sudah tahu harus apa, dan sudah persiapan. Jadi saya ngomong kaya, 'itu yang kuning diambil dunk'. Para pemain sudah di tempat, tenang, dan mereka akan siap begitu langsung main," kata Joko Anwar.

7. Efisiensi syuting selama 35 hari

Syuting film 'Pengepungan di Bukit Duri' juga memiliki jumlah waktu syuting yang cukup efisien. Kepada media, Joko Anwar sebut awalnya mereka punya waktu selama 45 hari untuk syuting.

Lalu mereka meminimalisasinya menjadi 40, dan akhirnya mengerucut menjadi 35 hari. Bahkan syutingnya tidak berlarut-larut.

"Yang paling bingung itu tim kateringnya. Makanan tersedia, tapi ternyata sudah selesai," kata Koko Anwar.

8. Banyak adegan fighting berdarah dan sumpah serapah

 Film ini dipastikan untuk 17 tahun ke atas lantaran banyak adegan perkelahian berdarah dan sumpah serapah. Apalagi dalam kisahnya film ini banyak gang bengal datri SMA Duri yang suka menyiksa kelompok lainnya sambil berteriak.

Termasuk karakter cewk bandel bernama Dotty yang juga memaki dengan galak.

Adegan perkelahian dan berdarah-darah juga menghiasi adegan di film tersebut. Walaupun masih banyak yang kasar dan belum bisa menandingi kebrutalan 'The Raid', tapi cukup membuat triggering buat kamu yang kurang suka melihat adegan seperti itu.

9. Menyelipkan tiga layer isu sosial

Pengepungan di Bukit Duri. (IMDB)

Ada banyak isu yang diangkat dalam film ini. Joko Anwar menyebutkan bila film ini dibuat agar mudah diikuti dna fokus ke isunya agar ia bisa diperbincangkan.

Baca Juga: Morgan Oey Soroti Kekerasan di Kalangan Remaja dalam Film Pengepungan di Bukit Duri

Seperti trauma masa lalu tentang kekerasan negeri ini yang penuh kebencian rasialis. Dampak kerusuhan yang ditunjukkan akhirnya berpengaruh kepada pertumbuhan generasi selanjutnya yang seoiah melanggengkan budaya kekerasan. 

Lalu, dunia pendidikan yang diharapkan bisa merubah karakter seseorang dianggap gagal karena kurang pedulian pemerintah. Belum lagi cara paraneting orang tua yang membuat banyak anak-anak merasakan luka semasa kecilnya.

Nah, itulah beberapa fakta menarik dari film 'Pengepungan di Bukit Duri' yang digarap Joko Anwar. 

 

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: Wawancara, Amatan