INDOZONE.ID - Iyah May, seorang penyanyi asal Australia, menjadi sorotan usai laguya berjudul "Karmageddon" rilis akhir 2024 lalu.
Lagu "Karmageddon" menceritakan tentang isu-isu sosial yang sedang memanas di dunia, mulai dari korupsi pemerintah, cancel culture, dan ketimpangan global yang luas.
Baca Juga: Daftar Pemenang 39th Golden Disc Awards 2025 Day 2: Ada SEVENTEEN hingga NCT WISH
Lirik lagu tersebut membawa kritik dan pesan yang mendapatkan perhatian besar di media sosial.
Pada November 2024, Iyah May mengumumkan konflik antara dirinya dan sang manajer karena lagu tersebut di TikTok (@iyamayhem).
“Aku berpisah dengan manajer aku, aku meninggalkan label karena manajer aku tidak setuju dengan lirik dalam lagunya (Karmageddon) dan menolak untuk bekerja dengan aku. Ia akan mendukung aku apabila aku mau merubah liriknya,” cerita Iyah dalam cerita videonya.
“Jadi aku bilang ‘BYE!” lanjutnya.
Lagu "Karmageddon" mendapatkan sorotan karena liriknya menyipsikan kisah genosida di Palestina.
‘Corporations swear they never lie, politicians bribed for life. More than war it's genocide, this is Karmageddon’ (Perusahaan bersumpah tidak akan berbohong; Politisi disuap seumur hidup. Lebih dari sekedar perang, ini genosida, ini Karmageddon)
‘Twitter wars and Gaza man it’s overwhelming’ (Perang di Twitter dan warga Gaza sungguh luar biasa).
Iyah May sendiri tidak segan menyebutkan Israel dalam lirik lagunya.
‘While we're fed all these distractions, kids are killed from Israel's actions’ (Saat kita diberi makan dengan gangguan ini, anak-anak terbunuh akibat tindakan Israel).
Baca Juga: Ajukan Banding atas Kasus Pencemaran Nama Baik Kang Daniel, YouTuber A Lakukan Mediasi!
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: TikTok @iyahmayhem