INDOZONE.ID - Konser band asal Inggris, Coldplay di tanah air menuai pro dan kontra. Khususnya terkait dukungan band tersebut terhadap komunitas LGBT.
Menjelang konser, aksi penolakan muncul dari sejumlah elemen massa. Massa bahkan memaksa melakukan aksi unjuk rasa di sekitaran kawasan Stadion Utama Gelora Bung Karno (SU GBK), Jakarta meskipun aksi tersebut tidak mendapat izin dari kepolisian.
Massa mendesak tidak adanya atribut-atribut berbau LGBT di dalam konser tersebut. Bahkan, massa juga mendesak konser itu ditiadakan.
Baca Juga: Suasana Terkini di GBK Jelang Konser Coldplay, Ada yang Datang dari Jam 1 Siang
Berbeda dengan para penonton konser Coldplay yang jauh-jauh hari sudah mempersiapkan diri dengan membeli tiket dan hadir pada hari ini. Salah satunya yakni seorang penonton wanita asal Jakarta bernama Taya (23).
Taya menyebut dirinya hanya ingin menikmati karya dari band tersebut dan tidak menyoalkan permasalahan LGBT.
"Kita hanya menyukai karyanya saja. Kita tidak mempermasalahkan pribadinya kayak gimana. Karena karyanya bagus dan menyenangkan bagi banyak orang makanya kita suka. Jadi kita mencintai karyanya bukan mencitai vokalis atau bandnya," tutur Taya saat ditemui di lokasi konser Coldplay di GBK, Jakpus, Rabu (15/11/2023).
Baca Juga: Cerita Korban Ditipu Beli Tiket Coldplay: dari Surabaya ke Jakarta hingga Rugi Rp8 Juta
Penonton lainnya yang juga rekan Taya bernama Fany (23) menilai persoalan LGBT merupakan privasi masing-masing individu. Dia menilai hal tersebut harus dihargai.
"Kalau bahas dengan agama, menurut Al-Quran nggak boleh ya nggak boleh. (Dukungan LGBT) itu kan privasi ya, itu masing-masing individu dan kita sebagai manusia harus menghargai keputusan masing-masing dan kita harus respect," ucap Fany.
Masih di lokasi yang sama, penonton lain bernama Lia (24) menilai dukungan LGBT yang dikaitkan dengan band Coldplay tidak bisa untuk menyimpulkan jika para penonton band tersebut juga ikut mendukung LGBT.
"Kalau misalnya Coldplay pro LGBT kan bukan berarti yang nonton pro LGBT juga," pungkas Lia.
Writer: Ananda Fachreza Lubis
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: