INDOZONE.ID - Belakangan ini, ramai sekali yang membincangkan tentang kasus lama yang sebenarnya sudah tutup kasusnya.
Kasus tersebut adalah kasus Mirna yang diduga diracuni sianida oleh Jessica Kumala Wongso melalui kopi vietnam yang diminumnya di Cafe Olivier. Namun apakah dugaan itu sebenarnya salah?
Banyak warganet yang meragukan hal tersebut, apalagi setelah kasus ini difilmkan melalui film dokumenter “Ice Cold: Murder, Coffee and Jessica Wongso”.
Dokumenter film yang telah dirilis sejak akhir September 2023 menghadirkan kembali kenangan masyarakat tentang salah satu persidangan besar di Indonesia yang penuh dengan dramatisme, dan masih memicu perdebatan serta pertanyaan yang belum sepenuhnya terpecahkan hingga saat ini.
Film yang berdurasi 86 menit itu berhasil menjadi trending topik dan diperbincangkan di Indonesia melalui sosial media terutama X selama beberapa pekan ini.
Hal tersebut dikarenakan, di dalam film tersebut dibeberkan sederet kejanggalan yang terdapat dalam kasus ini, seperti sianida yang terkandung dalam lambung Mirna setelah 3 hari meninggal berjumlah 0,2 mg per liter padahal dosis mematikan sianida berjumlah 50-176 mg per liter, ayah Mirna yang dinilai terlalu arogan dan narsistik, sampai Khrisna Murti dan Ferdy Sambo yang menangani kasus ini menjadi sorotan publik.
Di sosial media X juga ramai perbincangan ayah Mirna yang keceplosan menyebutkan bahwa ia memiliki botol yang sama dengan botol racun sianida.
Hingga saat ini, perbincangan itu masih sangat ramai. Beberapa narasumber yang ada di film dokumenter pun juga ikut diundang ke media seperti Edi Darmawan selaku Ayah Mirna diundang oleh Karni Ilyas, Otto Hasibuan diundang ke podcast Deddy Corbuzier, dan dr. Djaja Surya Atmadja yang diundang ke podcast dr. Richard Lee.
Semua podcast itu, sempat di-takedown tanpa alasan di kanal Youtube. Hal tersebut yang membuat masyarakat menaruh curiga ke kasus ini. Apakah ada main tangan di belakang kasus ini?
Dilansir dalam akun X @GuarEmperor , terdapat beberapa poin-poin penting yang terdapat pada ketiga video podcast tersebut.
Dalam podcast ini, Edi sempat menyebutkan bahwa Netflix adalah penipu dan sampah. Isi pembicaraannya pun banyak flexing, kurang objektif dengan pembicaraaannya selalu membahas diluar konteks seperti juara asean, parfu, hermes dan dari interviewnya dinilai sangat arogan.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Z Creators